Dalam Dunia Marketing, Telo Bisa Jadi Keju…

RRA Blog – Yang RRA maksud adalah, dalam penjualan motor di satu brand, everything happen lah… mana yang jadi Raja, mana yang kuda, mana yang menteri, mana yang cuma jadi pion itu semua diatur lhoo… bukan asal liris lalu di maintain,  selesai… Nope like that.

RRA ambil contoh di Yamaha saja yah… maklum RRA lagi kagum sama pabrikan motor yang satu ini.. 😀  . New Vixion didaulat sebagai King di naked bike 150 cc bukan tiba-tiba terjadi seperti itu, namun memang diposisikan seperti King. Dengan arahan marketing dan poles sana sini imagenya. King ini dibuat sebanyak banyaknya sehingga penjualannya juga ngeri mas bro… sampai 30 rb an / bulan.  Di kantor RRA sendiri, yang punya New Vixion gress ada 9 motor.. itupun dalam kurun waktu 3 bulan lho. Sementara dalam waktu yang sama, yang beli Byson gress cuma 2 orang saja (terkecuali saya lho ya). Apa artinya Byson inferior dari New Vixion? secara mesin iya… secara design ya engga lah… Justru menurut saya sih, dengan olahan marketing, saya rasa Byson bisa kok menembus angka 10rb… Masalahnya disini, marketing Yamaha terkesan tidak serius pada byson… yaa ini bisa dimengerti sih… karena Yamaha butuh icon Raja yaitu Vixion, dan icon itu bisa dibuktikan dengan data penjualannya.

Terus yang terjadi sekarang byson cuma laku di angka 5000an saja, apakah byson berarti ga laku ? Ga juga, ga seperti itu melihatnya… mudahnya lihat dari animo masyarakat terhadap motor 2nd nya, bila 2nd nya saja masih mahal artinya permintaan banyak (monggo lirik hukum permintaan dalam teori marketing) dan bila permintaan 2nd saja banyak maka akan sejalan dengan motor baru nya… cuman sekali lagi dibatasi oleh Yamaha sendiri diangka 5000 itu dengan promosi yang ala kadarnya, jualan sales yang diarahkan ke Vixion, sampe diskon dan potongan yang intinya membuat orang jadi milih Vixion ketimbang Byson.

Koq bisa gitu yah?? sekali lagi kembali ke positioningnya… King, Menteri, Kuda,pion itu tadi… image King harus segala-galanya… ga boleh ada cerita King diselip pion, bisa kacau nanti ketika di divisi marketingnya menggenjot habis-habisan untuk motor yang diposisikan ke pion dan malah laku keras… sementara stok King sudah terlanjur di produksi sebanyak – banyaknya. Positioning bisa gagal total, barang yang seharusnya terjual banyak malah tertumpuk di gudang, sementara itu yang laku keras malah kekurangan barang karena memang diproduksi dalam jumlah kecil.

1 thought on “Dalam Dunia Marketing, Telo Bisa Jadi Keju…

Leave a comment